Usaha
mikro dan kecil terus menerus bekembang dan bertahan dalam perkonomian global
yang sedang menurun, stabil maupun saat perekonomian terus
meningkat. Negara berkembang seperti Indonesia memiliki masalah dalam
kemiskinan yang harus ditangani dengan optimal, usaha mikro dan kecil merupakan
salah satu sektor yang menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Ismawan[1] mengatakan
bahwa dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia, pengembangan usaha
mikro merupakan sebuah solusi yang baik bila dapat dioptimumkan karena di
Indonesia lapisan pengusaha mikro dan kecil sebesar 98 persen dari seluruh
total unit usaha.
Sektor usaha mikro, kecil dan
menengah di Indonesia sangat potensial dikembangkan. Menurut Kementrian Koperasi dan UKM[2] Sektor UMKM yang didalamnya terdapat usaha kecil dan usaha mikro terbukti
memberikan kontribusi 57,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan sektor ini telah menyerap 101,72 juta
orang tenaga kerja atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia
Permasalahan usaha mikro salah satunya adalah
kurangnya permodalan. Hal ini didukung oleh analisis dari Ismawan yang
menyatakan bahwa kesulitan usaha mikro dan kecil yang utama adalam permodalan,
dengan persentasi antara 36 persen hingga 50 persen dibanding dengan lima jenis
kesulitan lain seperti pengadaan bahan baku, pemasaran, teknik produksi dan
manajemen serta persaingan. Pernyataan ismawan didukung oleh data dari
Badan Pusat Statistik[4]
dalam sensus UMKM yang menyatakan bahwa kendala permodalaman KUMKM yang
didalamnya terdapat usaha kecil dan mikro adalah sebesar 21,62 persen.
Dalam mendukung usaha mikro dan kecil untuk terus
berkembang maka berbagai pihak seperti pemerintah dan pihak-pihak yang dapat
membantu harus memberikan pemecahan masalah khususnya dari kebutuhan modal. Semua upaya dari berbagai pihak untuk memecahkan permasalahan dan kendala
usaha mikro dan kecil akan berdampak pada perkembangan usaha mikro dan kecil sekaligus untuk membuat
pelaku usaha mempersiapkan diri menghadapi mayarakat ekonomi ASEAN pada tahun
2015 sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN.
Pembiayaan formal dan informal
merupakan solusi usaha mikro dan kecil dalam memenuhi kebutuhan modal, salah satuya adalah Bank
tetapi
masalahnya adalah banyak pelaku usaha mikro yang tidak
terbiasa berhubungan dengan bank dan tinggi dalam suku bunga kredit mikro,
sehingga penyaluran kredit tidak optimal. Selain itu menurut
Supriyanto[5] persyaratan dalam
meminjam modal ke bank sulit dipenuhi oleh usaha mikro dan kecil seperti agunan
dan laporan keuangan .
Pemerintah telah mengoptimalkan
tugas bank yaitu penyaluran dana atau kredit khususnya untuk UMKM dalam
peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 yaitu
mewajibkan bank menyalurkan kredit minimal 20 persen yang dihitung berdasarkan
rasio kredit atau pembiayaan UMKM
terhadap total kredit atau pembiyaan, hal ini dilakukan pemerintah karena
menimbang bahwa UMKM memiliki peran strategis dalam perekonomian dan
pengendalian inflasi. Di Lapangan, Kebijakan Bank Indonesia belum membuat
perbankan optimal dalam penyaluran kredit ke usaha mikro dan kecil.
Permasalahan masih banyaknya UMKM yang
belum menggunakan modal perbankan sebagai modal kerja didukung oleh data kementrian
Koperasi dan UKM yang menyatakan bahwa baru 21 persen usaha kecil dan usaha
mikro yang mengakses pinjaman ke
perbankan. Masih adanya 79 persen UMKM yang belum mengakses pinjaman ke
perbankan membuat peluang pasar kredit UMKM bagi bank, 79 persen merupakan
jumlah yang tinggi jika dilihat dari jumlah unit usaha mikro dan kecil, kurang
lebih masih ada 44.623.619 unit usaha. jumlah kreditnya yang tidak besar namun jumlah
debiturnya besar sehingga volume total kredit sangat besar. Pada tahun 2014
Suku bunga untuk kredit mikro rata-rata
diatas 20 persen, sementara bila dibandingkan dengan debitur korporasi
suku bunganya hanya rata-rata 13 persen menurut data Bank Indonesia .
BRI Syariah dan BTPN adalah dua bank yang
masuk kedalam pasar kredit mikro. BRI Syariah mengikuti keberhasilan Bank Rakyat Indonesia sebagai 99,999967
persen pemegang saham BRI Syariah dalam mengambil pangsa pasar UMKM, dengan
strategi menggunakan fasilitas cabang BRI yang telah ada dengan menawarkan
produk pembiyaan UMKM berbasis syariah membuat BRI Syariah mempunyai pangsa
pasar pembiyaaan UMKM yang besar dibanding Bank syariah lainnya yang lebih lama
berdiri. Pembiayaan mikro tahun 2013 BRI syariah[6]
mencapai Rp 2,5 Triliun menyumbang 30
persen dari total pembiayaan dan Tahun 2014 menargetkan pembiyaan mikro tumbuh
Rp 1,5 Triliun dengan cara membangun 120 outlet mikro. Masalah bank syariah
adalah mengenai jangkauan yang belum luas hingga ke kabupaten , namun BRI
syariah mampu menangani masalah tersebut dengan membuat kantor layanan syariah
di dalam kantor cabang atau kantor cabang pembantu BRI yang memang telah
memiliki jangkauan yang sangat luas di pelosok Indonesia.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional atau Bank
BTPN telah mengambil pasar kredit mikro dengan cara yang lebih persuasif kepada
calon nasabah, BTPN mendampingi dan memberi pelatihan dan pengawasan yang
teratur terhadap usaha mikro dan kecil yang menjadi nasabahnya. Pelatihan yang
dilakukan seperti pembuatan laporan keuangan sederhana agar usaha berjalan
teratur, hal ini merupakan hal yang positif bagi nasabah sehubungan dengan
pentingnya laporan keuangan dalam usaha khususnya dalam peminjaman kredit. Tahun
2013 BTPN[7]
menyalurkan kredit UMKM sebesar 12 Triliun atau 25 persen dari total kredit
yang disalurkan dan Tahun 2014 menargetkan pertumbuhan 15 persen hingga 17
persen dalam kredit UMKM.
Banyak Bank yang masuk kedalam pasar kredit
atau pembiayaan usaha mikro dan kecil, hal ini menunjukan pasar kredit atau
pembiayaan ini menguntungkan namum memiliki resiko yang juga tidak kecil, hal
tersebut dapat dilihat dari NPL yang menurut Data Bank Indonesia[8]
menujukkan untuk usaha mikro NPL sebesar 3,24 persen dan usaha kecil sebesar
4,56 persen. Resiko dan Suku bunga yang tinggi merupakan Pekerjaan rumah bagi
pemerintah bila ingin menyelesaikan masalah permodalan dalam rangka membangun
usaha kecil dan mikro Indonesia, meskipun usaha pemerintah dalam peraturan Bank
Indonesia telah berusaha agar usaha kecil dan mikro lebih mudah mengakses
permodalan harus di apresiasi.
[1] Ismawan
B. 2013. Sebuah
upaya perguruan tinggi mengatasi kemiskinan melalui pengembangan usaha mikro. Temu Nasional Penanggulangan Kemiskinan 2013
[Internet]; Depok (ID). hlm 1; [Diunduh 14 Juni 2014]. Tersedia Pada http://www.ui.ac.id/id/news/archive/6883.
[2] Kementrian Koperasi dan UKM. 2013. Sektor UMKM Menyerap 97,3 persen
Dari Total Tenaga Kerja Indonesia.
[Diunduh 12 Juni 2014 ]. Tersedia pada: http://www.
sindotrijaya.com/news/detail/3910/sektor-umkm-menyerap- 973-
dari-total-tenaga-kerja indonesia#.UrLo8OJWhds
[3] Kementrian Koperasi dan UKM. 2013. Jumlah
unit usaha mikro dan kecil. [Diunduh 2013 14 Juni 2014 ]. Tersedia pada: www.depkop.go.id.
[4] Badan Pusat Statistik.
2013. Kendala utama UMKM berdasarkan sensus UMKM 2012 (diacu 14 Juni 2014).
Tersedia Pada www.bps.go.id
[5] Supriyanto. 2006. Pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 3(1): 1-16.
[6] BRI Syariah. 2014. Laba
BRI Syariah Tumbuh 14,5 persen (Diacu 14 Juni 2014). Tersedia pada www.brisyariah.co.id
[7] Nawangwulan M. 2014.
Kredit BTPN Tumbuh 19 Persen di 2013 (Diacu 14 Juni 2014). Tempo. Tersedia pada http://m.tempo.co/read/news/2014/02/18/087555427/kredit-BTPN-Tumbuh-19-Persen-di-2013
[8] Bank Indonesia. 2014.
Data NPL Perbankan Indonesia (Diacu 14 Juni 2014). Tersedia Pada http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/data/Documents/Perkembangan%20Kredit%20UMKM%20dan%20MKM%20Februari%202014_NPL
.pdf
Strange "water hack" burns 2 lbs overnight
BalasHapusWell over 160 thousand women and men are trying a simple and SECRET "liquid hack" to drop 2lbs each and every night in their sleep.
It's painless and it works on anybody.
This is how you can do it yourself:
1) Go get a glass and fill it half full
2) And then use this weight losing hack
you'll become 2lbs lighter in the morning!
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut